Breaking News

Sebutkan 7 Prasati yang terdapat di Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini diketahui keberadaannya berdasarkan laporan dari pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang menemukannya di aliran Sungai Ciaruteun, Bogor pada tahun 1863.

Pada 1893, letak prasasti berubah karena diterjang banjir. Hal itu membuat prasasti terguling sehingga tulisan yang awalnya diatas menjadi terbalik posisinya dan menghadap ke bawah.

Letak prasasti diperbaiki seperti semula pada 1903. Pada Juli 1981 batu prasasti kemudian dipindahkan ke atas, ke tempatnya saat ini di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor.

Prasasti Jambu

Prasasti Jambu dikenal pula dengan sebutan Prasasti Pasir Koleangkak.

Pasalnya, prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak, perkebunan jambu. Letaknya yakni 30 km sebelah barat dari kota Bogor.

Prasasti ini ditemukan oleh Jonathan Rigg pada 1854 dan terletak di atas Gunung Batutulis (Pasir Koleangkak).

Lokasi ditemukannya prasasti ini masuk ke dalam wilayah perkebunan karet “Sadeng Djamboe” yang terletak di Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara sejak awal abad XIX ketika diadakan penebangan hutan untuk pembukaan perkebunan kopi. Prasasti Kebon Kopi dituliskan pada sebongkah batu andesit pada salah satu bidang permukaannya yang rata, beraksara Pallawa, berbahasa Sansekerta, berbentuk sloka dengan metrum anustubh, dan diapit oleh sepasang gambar telapak kaki gajah

Prasasti Muara Cianten

Prasasti ini pertama kali dilaporkan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864 dan kemudian disusul oleh beberapa laporan dari J.F.G Brumund (1868), P.J Veth (1878), R.D.M. Verbeek (1889, 1891), C.M. Pleyte (1905/1906), G.P Rouffaer (1909), dan N.J. Krom (1915).

Isi dari Prasasti Muara Cianten hingga kini belum diketahui karena tulisan yang terdapat di prasasti ini belum dapat dibaca.

Prasasti Muara Cianten dituliskan pada batu andesit berbentuk hampir lonjong (oval) dengan ukuran 2,7 x 1,4 x 1,4 meter.

Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi adalah salah satu dari tujuh prasasti peninggalan kerajaan tertua di barat Pulau Jawa. Prasasti ini telah ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya peringkat nasional.

Berbeda dengan keenam prasasti lainnya yang hampir seluruhnya berada di dekat aliran sungai, lokasi prasasti ini justru berada di perbukitan. Tepatnya di sebelah selatan bukit Pasir Awi (± 559 mdpl) di kawasan hutan di perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor.

Prasasti Cidanghiang

Prasasti Cidanghiang yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara atau Tarumanagara hingga saat ini masih insitu yang berlokasi di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Saat ini pengelolaan prasasti dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.

Keberadaan Prasasti Cidanghiang pertama kali berasal dari laporan kepala Dinas Purbakala Toebagoes Roesjan pada 1947.

Prasasti Tugu

Prasasti Tugu merupakan prasasti terpanjang yang dikeluarkan oleh Purnnawarman, berisi keterangan mengenai penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12 km oleh Purnnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.

Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnnawarman dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.