Breaking News
berikut yang bukan merupakan fungsi kearifan lokal adalah
berikut yang bukan merupakan fungsi kearifan lokal adalah

berikut yang bukan merupakan fungsi kearifan lokal adalah

Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan dan kebijaksanaan yang diwariskan oleh nenek moyang dan dijalankan oleh masyarakat setempat. Hal ini mencakup nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, serta praktik-praktik yang dianggap berharga dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemahaman tentang apa yang bukan merupakan fungsi kearifan lokal penting agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam konteks ini, artikel ini akan mengulas berbagai hal yang bukan termasuk dalam fungsi kearifan lokal.

Perubahan Sosial dan Pengaruh Globalisasi

Masyarakat pada umumnya menganggap bahwa fungsi kearifan lokal adalah tetap dan tidak berubah seiring waktu. Namun, dalam realitasnya, kearifan lokal juga mengalami perubahan dan terpengaruh oleh perkembangan sosial serta arus globalisasi. Hal ini dapat terjadi karena adanya penetrasi budaya dari luar yang mempengaruhi nilai-nilai dan praktik kearifan lokal.

Contohnya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin cenderung mengikuti tren dan gaya hidup modern, sehingga menghilangkan beberapa aspek kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengaruh media massa dan teknologi informasi turut berperan dalam mengubah persepsi dan perilaku masyarakat terhadap kearifan lokal.

Perubahan sosial dan pengaruh globalisasi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan akses informasi menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan beberapa hal tidak lagi termasuk dalam fungsi kearifan lokal.

Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak termasuk dalam fungsi kearifan lokal:

Bahasa Asing

Bahasa merupakan salah satu bagian penting dari kearifan lokal suatu masyarakat. Namun, dengan adanya pengaruh globalisasi, penggunaan bahasa asing semakin meluas dan menggeser penggunaan bahasa lokal. Bahasa asing seperti bahasa Inggris, Mandarin, dan Spanyol seringkali lebih populer dan dianggap lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa lokal. Hal ini dapat mengakibatkan kepunahan bahasa lokal, sehingga tidak lagi menjadi bagian dari kearifan lokal yang dijaga dan dilestarikan.

Gaya Hidup Modern

Gaya hidup modern yang diadopsi oleh masyarakat urban juga menyebabkan beberapa aspek kearifan lokal tidak lagi relevan atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah tradisi bercocok tanam dan mengolah makanan sendiri yang digantikan dengan belanja di supermarket atau memesan makanan siap saji. Aktivitas-aktivitas tradisional tersebut tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan yang lebih memilih kemudahan dan efisiensi dalam berkegiatan.

Gaya hidup modern juga mempengaruhi nilai-nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Misalnya, budaya konsumerisme yang mengutamakan kepentingan individu dan gratifikasi instant dapat mengabaikan nilai-nilai solidaritas, gotong-royong, dan kebersamaan yang menjadi bagian dari kearifan lokal.

Penggunaan Teknologi Secara Berlebihan

Teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan akses informasi dan memperluas wawasan masyarakat. Namun, penggunaan teknologi secara berlebihan juga dapat menggeser praktik-praktik kearifan lokal. Sebagai contoh, kebiasaan membaca buku fisik yang digantikan dengan membaca secara digital, atau berkumpul dan berinteraksi dengan tetangga yang digantikan dengan berkomunikasi secara virtual melalui media sosial.

Penggunaan teknologi secara berlebihan juga berdampak pada hilangnya rasa kebersamaan dan interaksi sosial dalam masyarakat. Masyarakat yang terlalu fokus pada layar gadgetnya cenderung mengabaikan kearifan lokal yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama dan lingkungan sekitar.

Perkembangan Ekonomi dan Industri

Perkembangan ekonomi dan industri juga memiliki dampak signifikan terhadap kearifan lokal. Dalam upaya meningkatkan produksi dan efisiensi, beberapa praktik tradisional dalam produksi pertanian atau kerajinan tangan dapat tergantikan oleh teknologi dan mesin modern. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja yang dilibatkan dalam praktik-praktik kearifan lokal tersebut.

Perkembangan ekonomi dan industri juga menyebabkan pergeseran pola konsumsi masyarakat. Masyarakat lebih memilih produk-produk massa yang diproduksi secara massal dan mudah didapatkan, sehingga produk-produk lokal yang membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak untuk diproduksi terabaikan dan secara perlahan hilang dari kehidupan sehari-hari.

Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh urbanisasi dan modernisasi juga berdampak pada kearifan lokal. Misalnya, perubahan tata guna lahan yang mengurangi ketersediaan lahan pertanian atau perubahan iklim yang memengaruhi siklus budidaya pertanian tradisional. Hal ini mengakibatkan beberapa praktik kearifan lokal yang bergantung pada alam dan lingkungan sekitar tidak lagi dapat dilakukan dengan efektif.

Perubahan lingkungan juga berdampak pada hilangnya spesies tumbuhan dan hewan yang menjadi bagian dari tradisi kearifan lokal. Misalnya, adanya penangkapan ikan secara berlebihan atau perusakan habitat alami yang mengancam keberadaan flora dan fauna yang memiliki nilai budaya dan spiritual bagi masyarakat setempat.

Pendidikan Formal dan Pengaruh Media

Pendidikan formal dan pengaruh media massa juga turut mempengaruhi persepsi dan pola pikir masyarakat terhadap kearifan lokal. Pendidikan formal yang lebih fokus pada pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengabaikan pentingnya pembelajaran tentang kearifan lokal sebagai bagian dari identitas budaya dan sejarah suatu bangsa atau daerah.

Pengaruh media massa, yang cenderung mempopulerkan budaya populer global dan mengabaikan budaya lokal, juga dapat membuat masyarakat lebih tertarik dengan hal-hal yang berasal dari luar sehingga mengabaikan nilai-nilai dan praktik kearifan lokal yang dianggap ketinggalan zaman atau kurang bergengsi.

Migrasi dan Multikulturalisme

Migrasi dan multikulturalisme menghadirkan variasi budaya dan kebiasaan dalam suatu wilayah. Pada satu sisi, migrasi dan multikulturalisme dapat memperkaya dan melestarikan kearifan lokal dengan adanya pertukaran pengetahuan dan praktik budaya. Namun, pada sisi lain, berbagai pengaruh budaya dari luar juga dapat mengubah atau menggeser aspek-aspek kearifan lokal dalam suatu masyarakat.

Ketika masyarakat dihadapkan pada variasi budaya yang beragam, beberapa aspek kearifan lokal dapat menghilang atau tergeser dalam rangka berintegrasi dengan budaya yang baru. Misalnya, perubahan pakaian adat, tata cara pernikahan, atau ritus keagamaan yang mengalami penyesuaian dengan budaya yang lebih dominan.

Pengaruh Agama dan Ideologi

Pengaruh agama dan ideologi yang diadopsi oleh suatu masyarakat juga dapat mempengaruhi dan mengubah aspek-aspek kearifan lokal. Terkadang, nilai-nilai dan praktik kearifan lokal yang dianggap tidak sejalan dengan ajaran agama atau ideologi baru dihapus atau dilupakan oleh masyarakat setempat.

Pengaruh agama dan ideologi juga dapat mereduksi peran kearifan lokal dengan memberikan aturan-aturan baru yang harus diikuti oleh masyarakat. Sebagai contoh, aturan-aturan penyebaran ibadah, pembangunan tempat ibadah, pemakaian pakaian, dan lain sebagainya yang tidak lagi mengakomodasi kearifan lokal yang sebelumnya dijalankan oleh masyarakat

Perubahan Politik dan Hukum

Perubahan politik dan hukum di suatu negara atau daerah juga dapat mengubah kearifan lokal. Ketika kebijakan pemerintah berubah, beberapa praktik kearifan lokal yang dianggap tidak sesuai dengan arah pembangunan nasional atau dianggap sebagai praktik yang tidak sah secara hukum dapat dilarang atau dihapus oleh pemerintah.

Perubahan politik juga dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, sehingga aspek-aspek kearifan lokal yang berkaitan dengan otonomi daerah, kepemimpinan adat, atau hubungan dengan pemerintahan dapat mengalami perubahan atau penghapusan.

Perkembangan Teknologi Transportasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi memudahkan orang untuk dapat berinteraksi dengan orang-orang dari daerah lain atau negara lain. Hal ini membuat masyarakat terbuka dengan pengaruh budaya luar yang dapat menggeser kearifan lokal yang ada.

Meskipun perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi memberikan manfaat dalam hal konektivitas dan efisiensi, namun juga membawa pengaruh yang merubah gaya hidup dan perilaku masyarakat setempat. Penggunaan media sosial, platform e-commerce, serta kemudahan transportasi membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk atau jasa dari luar daerah, menjadikan kearifan lokal kurang relevan atau terabaikan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi kearifan lokal dapat berbeda dengan kondisi masa kini. Perubahan sosial, pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi, perubahan lingkungan, migrasi, pengaruh agama dan ideologi, perubahan politik dan hukum, serta perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi menjadi faktor utama yang menyebabkan beberapa hal tidak lagi termasuk dalam fungsi kearifan lokal. Oleh karena itu, pemahaman dan apresiasi terhadap kearifan lokal yang dinamis dan adaptif sangat penting agar nilai-nilai dan praktik yang bernilai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dapat tetap dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.